Kamis, 12 Juni 2014

Minimalisasi Pertambahan Penduduk Tingkatkan Kesejahteraan Kita

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi. Bayangkan saja, Indonesia menjadi negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Sekarang saja jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 240 juta jiwa.
Hal ini membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang banyak, tapi juga sumber daya manusia yang berlimpah. Sayangnya, sumber daya manusia yang berlimpah tersebut tidak diiringi dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Sehingga jumlah penduduk yang banyak tidak bisa menjamin tingkat kemakmuran suatu negara. Berbagai masalah pun bermunculan seperti rendahnya pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang hanya berkisar Rp36,5 juta.

Tak perlu jauh-jauh membandingkannya dengan negara yang ada di benua Eropa, coba saja kita bandingkan dengan negara tetangga kita Singapura. Pendapatan per kapita negara Singapura mencapai 13 kali negara Indonesia. Padahal Singapura memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan Indonesia, yaitu 5,18 juta jiwa. Bahkan Chairul Tanjung pernah berkata “Setiap tahun Ibu-Ibu di Indonesia dapat melahirkan Singapura baru”. Mengapa bisa demikian? Ternyata setiap tahunnya angka kelahiran di Indonesia dapat mencapai 4,5 juta jiwa dan itu hampir setara dengan jumlah penduduk Singapura.

Bukan hanya masalah pendapatan per kapita yang perlu kita hadapi, permasalahan seperti rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan juga harus kita waspadai. Bahkan masalah-masalah tersebut dapat mendatangkan masalah-masalah baru yang lebih berbahaya. Tingkat pendidikan yang rendah akan membentuk sumber daya manusia yang tidak memiliki keahlian dan kesulitan untuk memasuki dunia kerja. Hal tersebut akan berdampak pada tingginya angka pengangguran, dan faktanya, tingkat pengangguran berbanding lurus dengan tingkat kriminalitas di suatu tempat. Sehingga, bukan hanya kemiskinan yang akan menjadi musuh terbesar tapi juga kriminalitas yang akan semakin mewabah.

Pepatah lama mengatakan “Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”. Begitu pula dengan jumlah penduduk, semakin banyak jumlah penduduk maka semakin susah pula pemerintah memberikan layanan yang terbaik pada warganya, semakin sulit masyarakatnya mendapatkan kualitas pendidikan dan kehidupan yang layak. Alhasil, Indonesia hanya akan terus menjadi negara yang berkembang dalam hal jumlah penduduk, dan tidak akan bisa menjadi negara maju seperti negara-negara lain. Jangankan mengurusi prestasi, teknologi, dan memaksimalkan SDA serta SDM, Indonesia masih terus saja dihadapkan terhadap permasalahan yang sama tiap tahunnya; kemiskinan, pendidikan yang rendah, dan kriminalitas. Sehingga saat negara tetangga bisa meraih perhatian dunia karena prestasi dan semacamnya, Indonesia masih tetap jalan di tempat karena hanya konsisten terhadap laju pertambahan penduduk, bukan prestasinya.

Sebenarnya, banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika jumlah masyarakat negara Indonesia ini tidak berlebihan. Misalnya saja dalam persaingan untuk memperoleh pekerjaan lebih rendah, jadi dapat dipastikan bahwa semua masyarakat dalam usia produktif dapat memperoleh pekerjaan. Persaingan untuk mendapatkan pemukiman yang layak juga rendah, jadi semua masyarakat di negara kita dapat memperoleh pemukiman yang layak. Semakin banyak bayi yang lahir setiap tahunnya maka semakin banyak pula diperlukan fasilitas sekolah dan guru yang memadai, sehingga semakin sedikit masyarakat di suatu negara maka akan semakin berkualitas pula pendidikan yang akan didapatkannya.

Jumlah kelahiran di Indonesia dalam satu dekade terakhir ternyata tidak mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kelahiran total tetap menunjukkan angka 2,6 anak per wanita. Padahal pemerintah serta BKKBN mencanangkan angka kelahiran hanya 2,1 anak per wanita.

Mengurangi angka kelahiran tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Pola pikiran yang telah menjadi budaya di wilayah kita seperti “Banyak anak banyak rejeki” seharusnya sudah mulai dihilangkan serta diganti dengan semboyan baru yaitu “Sedikit anak, sedikit masalah”. Pandangan masyarakat yang menyatakan bahwa memiliki banyak anak berarti mendapatkan kepuasan tersendiri hendaknya direnungkan kembali. Betapa tidak, memiliki banyak anak merupakan suatu hal yang membutuhkan banyak hal ekstra dari orang tua, baik dari segi perhatian maupun pendidikan. Hal ini menghasilkan suatu situasi dimana banyak anak yang kurang perhatian dari orang tua. Sebagiannya lagi, tidak dapat melanjutkan sekolah karena terbentur masalah biaya. Padahal, dua hal tersebut merupakan kebutuhan dasar seorang anak agar dia bisa menjadi manusia dewasa yang baik kelak. Tanpa adanya perhatian yang cukup dari orang tua, seorang anak akan menjadi haus kasih sayang dan bahkan bisa kehilangan jati diri sehingga mereka sering melakukan banyak cara yang kebanyakan dalam bentuk kenakalan untuk memperoleh perhatian tersebut.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menerapkan ‘Program 4T / 4 Terlalu’ yaitu jangan melahirkan terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, serta terlalu dekat. Presepsi yang berkembang di masyarakat seperti menggunakan alat kontrasepsi merupakan pembunuhan anak secara dini sebenarnya salah. Hakikatnya penggunaan alat kontrasepsi KB bertujuan untuk menyelamatkan kesehatan Ibu di Indonesia. Setiap tahun ada sekitar 500.000 perempuan Indonesia yang meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, keguguran, serta pengguguran kandungan (aborsi). Faktanya, program KB dapat mencegah masalah-masalah tersebut. Program KB dapat mengatur jarak kehamilan agar kesehatan reproduksi Ibu tidak terganggu karena harus melahirkan dalam jarak yang berdekatan.

Program KB oleh BKKBN tidak hanya ditujukan pada pasangan suami istri yang telah menikah, tetapi juga pada remaja usia sekolah dan mahasiswa. Program ini dinamakan GenRe atau Generasi Berencana. GenRe merupakan suatu gerakan untuk mensosialisasikan pentingnya penundaan usia menikah, sehingga remaja usia sekolah dan mahasiswa lebih mengutamakan sekolah dan berkarya. Selain itu dalam program GenRe juga disampaikan mengenai anatomi organ reproduksi serta pentingnya kesehatan organ reproduksi tersebut.

Alangkah baiknya jika angka kelahiran yang ada di Indonesia bisa diredam sehingga kesejahteraan rakyat Indonesia bisa menjadi lebih baik. Tingkat laju pertambahan penduduk yang stabil akan sangat berpengaruh terhadap proses menciptakan SDM yang memiliki pendidikan yang berkualitas, kreatif dan kompetitif, yang nantinya mampu meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar