Kamis, 12 Juni 2014

Kebudayaan Masyarakat Banjar

Budaya masyarakat Banjar sebenarnya tidak jauh-jauh dari perkembangan dan adaptasi dari apa yang terdapat di alam. Unsur sungai, rawa, gunung, tumbuhan serta binatang kerap menginspirasi masyarakat Banjar dalam membuat kesenian dan berbagai kerajinan, bahkan peralatan yang dibutuhkan sehari-hari. Emosi keagamaan masih jelas tampak pada kehidupan seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan.

Orang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan relegi, melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi, dan asimilasi. Sehingga tampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, terutama dengan pandangan yang berkaitan dengan ketuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, yaitu Hindu dan Budha. Pada seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar tampak sekali pembauran budaya, demikian pula alat rumah tangga, transportasi, tari, nyanyian, dan sebagainya.

Seni Tari

Seni tari Banjar terbagi menjadi 2 yaitu yang dikembangkan di lingkungan istana dan dikembangkan oleh rakyat biasa. Tari Banjar yang berasal dari wilayah istana memiliki ciri khas dari gerakannya yang halus dan lembut, contohnya Tari Baksa Kembang. Tari-tarian ini sebenarnya telah ada dari ratusan tahun yang lalu yang diadaptasi dari masyarakat Hindu, namun oleh masyarakat Banjar gerakan yang kurang sesuai dengan agama Islam diganti dan disesuaikan.




Lagu Daerah Kalimantan Selatan


Lagu daerah dari Kalimantan Selatan yang dikenal oleh masyarakat di Indonesia seperti Ampar-Ampar Pisang dan Sapu Tangan Babuncu Ampat. Biasanya lagu Ampar-Ampar Pisang dijadikan sebagai pengiring permainan anak-anak masyarakat Banjar. Irama sederhana dan ceria menjadikan lagu ini sebagai iringan yang pas untuk permainan anak-anak.



Seni Rupa Dwimatra



Kalimantan Selatan memiliki budaya berupa kerajinan anyaman dan ukiran yang khas. Anyaman berbahan rotan, bambu dan purun sangat artistik menghasilkan kerajinan berupa tikar, tas dan kopiah. Ukiran masyarakat Banjar biasanya menggunakan media kayu dan kuningan. Seni ukir Banjar terdiri atas tatah surut (dangkal) dan tatah babuku (utuh). Ukiran kayu diterapkan pada alat-alat rumah tangga, bagian-bagian rumah dan masjid, bagian-bagian perahu dan bagian-bagian cungkup makam. Ukiran kuningan diterapkan benda-benda kuningan seperti cerana, abun, pakucuran, lisnar, perapian, cerek, sasanggan, meriam kecil dan sebagainya. Motif ukiran misalnya Pohon Hayat, pilin ganda, swastika, tumpal, kawung, geometris, bintang, flora binatang, kaligrafi, motif Arabes dan Turki.

Seni Rupa Trimatra


Rumah adat Banjar ada beberapa jenis, tetapi yang paling menonjol adalah Rumah Bubungan Tinggi yang merupakan tempat kediaman pangeran/raja (keraton). Jenis rumah yang ditinggali oleh seseorang menunjukkan status dan kedudukannya dalam masyarakat. Selain itu alat tranportasi yang paling terkenal oleh masyarakat Banjar dari zaman dahulu sampai sekarang adalah jukung. Jukung adalah transportasi khas Kalimantan. Ciri khasnya terletak pada teknik pembuatannya yang mempertahankan sistem pembakaran pada rongga batang kayu bulat yang akan dibuat menjadi jukung.

Kesenian Banjar


Kesenian yang ada di Kalimantan Selatan bermacam-macam seperti wayang kulit Banjar, wayang Gong atau wayang orang khas Banjar, lamut, dan madihin. Madihin merupakan pengembangan lebih lanjut dari pantun berkait. Aturannya sama dengan pantun pada umumnya namun kesemua baris yang terdapat pada madihin merupakan isi dan semua baitnya saling berkaitan secara tematis. Madihin biasanya berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat Banjar. Madihin sendiri dituturkan seperti sebuah lagu dan diiringi gendang madihin yang dimainkan oleh Pamadihinan (orang yang menuturkan madihin).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar