Budaya masyarakat
Banjar sebenarnya tidak jauh-jauh dari perkembangan dan adaptasi dari
apa yang terdapat di alam. Unsur sungai, rawa, gunung, tumbuhan serta
binatang kerap menginspirasi masyarakat Banjar dalam membuat kesenian
dan berbagai kerajinan, bahkan peralatan yang dibutuhkan
sehari-hari. Emosi keagamaan masih jelas tampak pada kehidupan
seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan.
Orang Banjar
mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang
berkaitan dengan relegi, melalui berbagai proses adaptasi,
akulturasi, dan asimilasi. Sehingga tampak terjadinya pembauran dalam
aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam
lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, terutama dengan
pandangan yang berkaitan dengan ketuhanan (Tauhid), meskipun dalam
kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, yaitu Hindu dan
Budha. Pada seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar tampak sekali
pembauran budaya, demikian pula alat rumah tangga, transportasi,
tari, nyanyian, dan sebagainya.
Seni Tari
Seni tari Banjar
terbagi menjadi 2 yaitu yang dikembangkan di lingkungan istana dan
dikembangkan oleh rakyat biasa. Tari Banjar yang berasal dari wilayah
istana memiliki ciri khas dari gerakannya yang halus dan lembut,
contohnya Tari Baksa Kembang. Tari-tarian ini sebenarnya telah ada
dari ratusan tahun yang lalu yang diadaptasi dari masyarakat Hindu,
namun oleh masyarakat Banjar gerakan yang kurang sesuai dengan agama
Islam diganti dan disesuaikan.
Lagu Daerah
Kalimantan Selatan
Lagu daerah dari
Kalimantan Selatan yang dikenal oleh masyarakat di Indonesia seperti
Ampar-Ampar Pisang dan Sapu Tangan Babuncu Ampat. Biasanya lagu
Ampar-Ampar Pisang dijadikan sebagai pengiring permainan anak-anak
masyarakat Banjar. Irama sederhana dan ceria menjadikan lagu ini
sebagai iringan yang pas untuk permainan anak-anak.
Seni Rupa Dwimatra
Kalimantan Selatan
memiliki budaya berupa kerajinan anyaman dan ukiran yang khas.
Anyaman berbahan rotan, bambu dan purun sangat artistik menghasilkan
kerajinan berupa tikar, tas dan kopiah. Ukiran masyarakat Banjar
biasanya menggunakan media kayu dan kuningan. Seni ukir Banjar
terdiri atas tatah surut (dangkal) dan tatah babuku (utuh). Ukiran
kayu diterapkan pada alat-alat rumah tangga, bagian-bagian rumah dan
masjid, bagian-bagian perahu dan bagian-bagian cungkup makam. Ukiran
kuningan diterapkan benda-benda kuningan seperti cerana, abun,
pakucuran, lisnar, perapian, cerek, sasanggan,
meriam kecil dan sebagainya. Motif ukiran misalnya Pohon
Hayat, pilin ganda, swastika, tumpal, kawung,
geometris, bintang, flora binatang, kaligrafi, motif Arabes dan
Turki.
Seni Rupa Trimatra
Rumah adat Banjar
ada beberapa jenis, tetapi yang paling menonjol adalah Rumah
Bubungan Tinggi yang merupakan tempat kediaman
pangeran/raja (keraton). Jenis rumah yang ditinggali oleh seseorang
menunjukkan status dan kedudukannya dalam masyarakat. Selain itu alat
tranportasi yang paling terkenal oleh masyarakat Banjar dari zaman
dahulu sampai sekarang adalah jukung. Jukung adalah transportasi khas
Kalimantan.
Ciri khasnya terletak pada teknik pembuatannya yang mempertahankan
sistem pembakaran pada rongga batang kayu bulat yang akan dibuat
menjadi jukung.
Kesenian Banjar
Kesenian yang ada di
Kalimantan Selatan bermacam-macam seperti wayang kulit Banjar, wayang
Gong atau wayang orang khas Banjar, lamut, dan madihin. Madihin
merupakan pengembangan lebih lanjut dari pantun berkait. Aturannya
sama dengan pantun pada umumnya namun kesemua baris yang terdapat
pada madihin merupakan isi dan semua baitnya saling berkaitan secara
tematis. Madihin biasanya berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat
Banjar. Madihin sendiri dituturkan seperti sebuah lagu dan diiringi
gendang madihin yang dimainkan oleh Pamadihinan (orang yang
menuturkan madihin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar